TANTANGAN GURU MASA DEPAN
Oleh : Riza Eka Putri, S.Pd
Saat ini kita telah memasuki era Revolusi Industri 4.0, dimana semuanya berbasis digital, internet, big data dan dunia semakin menyatu dengan yang namanya globalisasi. Sebagai seorang pendidik tentu kita paham betul ada yang berubah. Era ketidakpastian karena kebaruan yang terus menerus terjadi akan menerpa peradaban hingga menimbulkan kegaluan kronis. Peran apa yang bisa kita ambil agar mampu menjawab tantangan dunia kedepannya. Sebagaimana salah seorang sahabat, Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Didiklah anakmu sesuai zamannya”. Benarlah kiranya, hari ini kita bisa melihat profesi yang ada hari ini sama sekali belum pernah terbayangkan oleh kita dahulunya dan banyak juga profesi yang sudah hampir ditinggalkan, bisa jadi nanti tidak akan kita temui sepuluh tahun yang akan datang.
Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan terobosan baru untuk menjawab tantangan ini dengan menghadirkan seorang Menteri dari kaum milenial, melalui Kebijakan Program Merdeka Belajar, Mas Menteri, seperti itu biasanya beliau dipanggil. Nadiem Makariim mereformasi sistem pendidikan melalui 4 perubahan yang mendasar, yaitu USBN, penghapusan UN, RPP dan PPDB. Melalui program merdeka belajar ini diharapkan nanti pendidikan di Indonesia semakin menemui titik cerah.
Kehadiran ponsel pintar, berbagai aplikasinya, semakin berkembangnya teknologi dan informasi serta semakin mudahnya mengakses internet membawa banyak perubahan dalam kehidupan bermasyarakat. Ancaman, tantangan dan peluang hadir secara bersamaan. Jarak semakin tak berarti, ruang dan waktu seolah tak berbatas, pergaulan tidak lagi ditentukan oleh faktor lokasi. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi kita sebagai seorang guru.
Bak makan buah simalakama, disatu sisi kita sangat terbantu dengan kemajuan teknologi. Pekerjaan dapat dikerjakan lebih cepat, efisien dan akurat, siswa juga terbantu mengakses informasi dan ilmu pengetahuan namun disisi lainnya teknologi dapat menjadi bumerang bagi penggunanya, baik terpapar pornografi, kecanduan gameonline maupun tindak kejahatan lainnya. Disinilah, hendaknya guru hadir sebagai pengontrol dan pemberi teladan bagi siswanya. Kemajuan ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi hendaknya mampu membuat kita jadi terbantu dan semakin mendekatkan diri kepada Allah, bukan malah sebaliknya. Bagaimana guru dapat hadir melalui pendekatan-pen dekatan pembelajaran yang digunakan selain mentransfer ilmu pengetahuan, guru juga hadir sebagai contoh nyata dalam pembentukan karakter baik.
Konsep pendidikan berkarakter ini diharapkan nanti mampu mengembalikan manusia kepada fitrahnya yang bertujuan mencetak karakter siswa yang smart, andal dalam berkomunikasi punya integritas terhadap nilai moral, jujur, dan peduli pada sesama. Dan yang paling penting pendidikan yang berorientasi pada ketauhidan dan kebenaran hakiki.
Megutip perkataan Ki Hajar Dewantara,” Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh anak. Bagian-bagian ini tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita”.
Sudahkah kita siap mengemban amanah ini? Sehingga kita layak disebut sebagai Guru Masa Depan.
Payakumbuh, 17 September 2020